Unibkita.com || 21 April selalu diperingati sebagai Hari Kartini di Indonesia, mari lebih kenal dengan R.A.Kartini dengan 10 Fakta Katini yang mungkin belum anda ketahui :
1.Kartini anak seorang selir
RA Kartini
anak seorang Bupati Jepara, RM Adipati Ario Sosroningrat dan seorang selir bernama
Ngasirah.
Kartini adalah anak ke lima dari 11 saudara
kandung maupun tiri.
Kartini anak perempuan pertama dalam keluarganya.
Sejak kecil, Kartini
sudah merasakan perbedaan antara istri sah dan selir
Sehingga dia sangat menentang poligami.
Namun sayang, ketika menikah pun Kartini
menjadi istri ketiga Bupati Rembang.
2. Menikah dengan pria yang sudah beristri
RA Kartini
menikah pada 8 November 1903 dengan Bupati Rembang Djojo Adiningrat.
Bupati Rembang Djojo Adiningrat merupakan sahabat
dari ayahnya.
Suami RA Kartini
merupakan seorang duda beranak 7 dan dua istri selir.
Menikah dengan pria berpoligami membuat Kartini
semakin menolak sistem poligami.
Bahkan dalam satu suratnya, dia pernah mengkritik
budaya Jawa yang memperbolehkan seorang pria beristri lebih dari satu.
3. Kartini
wafat dalam usia belia
Kartini meninggal pada usia yang masih sangat
belia, 25 tahun.
Dia meninggal dunia 4 hari setelah melahirkan
anak pertamanya.
Kartini melahirkan putra pertamanya Soesalit
Djojoadhiningrat pada 13 September 1904.
Kartini wafat 17 September 1904.
4. Kartini
membumikan ajaran agama
Kartini pernah meminta hadiah kepada guru
mengajinya, Syek Soleh Darat agar semua ajaran agama diterjemahkan dalam bahasa
Jawa.
Kartini ingin semua orang mudah memahami ajaran
agama.
Sang kiai yang diketahui bernama Sholeh Darat
tersebut menjelaskan makna Al-Quran dengan lugas dan luas, seketika itu juga RA
Kartini
tersentuh dan terkesima atas isi Al-Quran yang selama ini hanya bisa dibacanya
tanpa mengetahui arti yang sebenarnya.
Tak hanya itu, bahkan sang kiai juga
menghadiahkan Al-Quran terjemahan bahasa Jawa kepada RA Kartini,
kala itu baru juz 1-15 yang berhasil diterjemahkan.
Rencananya sisa dari juz 16-30 akan diberikan
kemudian.
Sayangnya, Kartini
sudah tutup usia sebelum menerima lanjutan Al-Quran terjemahan itu.
5. Kartini
suka memasak
Di masanya, Kartini
selalu memasak untuk alat negosiasi.
Kartini memasak untuk diplomasi, untuk
menunjukkan peradaban Jawa di mata Belanda.
Kartini banyak menciptakan resep-resep masakan.
Di antaranya adalah sup pangsit Jepara
dan ayam besengek.
resep Kartini
ditulis dalam aksara Jawa dengan takaran yang masih menggunakan alat ukur abad
20 seperti kati, elo dan cangkir.
Buku resep tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia serta diganti takaran kunonya dengan takaran modern.
Warisan catatan resep tersebut akhirnya ditulis
kembali oleh cicit dari RA Kartini yang bernama Suryatini N. Ganie.
Dirinya memberi judul buku resep masakan dari mbah
buyutnya itu ‘Kisah & Kumpulan Resep PUTRI JEPARA Rahasia Kuliner R.A Kartini,
R.A Kardinah dan R.A Roekmini’.
Buku tersebut berisi 200 resep masakan dari keluarga
pahlawan emansipasi itu, yang telah disesuaikan dengan kondisi saat ini,
termasuk penggunaan takaran serta beberapa bahannya.
6. Mengenalkan Islam sebagai agama cinta damai
Kartini selalu berusaha memeberikan wajah yang baik
tentang Islam kepada dunia.
Dia membawa cerita-cerita tentang ajaran Islam
dalam korespondensinya.
Kartini pernah mengirim surat dan foto Paus
dengan bingkai ukiran Jepara kepada Mr. Abendanon.
Dia ingin menyampaikan bagaimana ia seorang
muslim dan menghargai perbedaan agama lain.
Kartini juga sering kali menuliskan 'Muslim' dan
'Allah' dalam surat-suratnya.
7. Bengkel Ukir Kayu
Selain memperjuangkan emansipasi wanita dengan
membentuk sekolah untuk perempuan, ternyata R.A.Kartini juga mendirikan sebuah
Bengkel Ukir Kayu untuk para pemuda di Rembang.
8. Ide-ide cemerlang yang ditulis dalam
surat-suratnya
R.A.Kartini tidak cuma bersurat dengan
sahabat-sahabatnya. Di usianya yang masih 20 tahun, beliau sudah berani menulis
surat kepada pemerintahan Hindia Belanda. Surat pertamanya adalah pengajuan
beasiswa untuk bersekolah di Belanda, yang kemudian setelah disetujui, ia
kembali memohon beasiswa bersekolah di Batavia. Dan karena ia telah menikah,
beasiswa tersebut diberikannya kepada Pemuda Salim dari Riau.
R.A.Kartini
juga menulis surat protes kepada pemerintahan Hindia Belanda. Beliau
mengusulkan agar bahasa Melayu dan bahasa Belanda, yang saat itu (sebelum
Sumpah Pemuda) menjadi bahasa media cetak, dimasukkan ke dalam kurikulum
pendidikan.
9. Habis Gelap Terbitlah Terang
Buku R.A.Kartini “Habislah Gelap Terbitlah
Terang” yang sangat terkenal itu awalnya berjudul “Dari Gelap Menuju Terang”.
Buku yang berisi kumpulan surat-surat R.A.Kartini yang ditulis untuk
sahabat-sahabat beliau di Eropa ini disusun oleh J.H. Abendanon, Menteri
Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda, yang juga merupakan salah satu
sahabat pena R.A.Kartini.
Awalnya, buku “Habislah Gelap Terbitlah Terang” diterbitkan
di Belanda tahun 1911 di bawah judul Door Duisternis tot Licht, atau Dari
Kegelapan Menuju Cahaya. Baru kemudian pada tahun 1922, buku kumpulan surat
R.A.Kartini tersebut diterbitkan dalam bahasa Melayu. Dan setelah 1938, buku
ini juga diterjemahkan dalam bahasa Sunda dan Jawa.
10. Penghargaan untuk R.A.Kartini
Hari Kartini, yang selalu diperingati setiap 21
April (tanggal lahir R.A. Kartini) ditetapkan oleh Ir. Soekarno tanggal 2 Mei
1964 melalui Keppres No.108, jadi karena jasa-jasa dan perjuangan seorang
Kartini, Tanggal lahirnya ditetapkan sebagai “Hari Kartini” yang sebagian orang
menyebutnya “Hari wanita Indonesia”.
Selain itu
ada juga Museum R.A.Kartini. Sudah pernahkah Anda mengunjungi museum
R.A.Kartini? Museum yang didirikan pada 30 Maret 1975 ini berada di Desa
Panggang, Kecamatan Jepara, Jawa Tengah. Namun museum ini tidak hanya diisi
dengan benda-benda peninggalan Kartini, tetapi juga sejumlah warisan budaya di
daerah Jepara.
Nama R.A.Kartini juga dijadikan Nama jalan di Belanda
dan di kota-kota Indonesia. Entah hubungan apa yang dimiliki Kartini
dengan Belanda .
Namun yang pasti orang-orang Belanda sangat menghargai pemikiran-pemikiran Kartini.
Nama RA Kartini
diabadikan sebagai nama empat jalan raya di Belanda :
Kota Amsterdam, Utretch, Veerlo, dan kota Harleem. Hal ini membuktikan bahwa
betapa orang-orang Belanda saat itu mengakui kecerdasan seorang Kartini.
Itulah 10 Fakta seorang Kartini yang mungkin kita semua belum tahu, Selamat Hari Kartini, untuk semua penerus Kartini-Kartini Indonesia ! [MH3]
Sumber : Tribun Solo & Gendies.com