Anakkuliah.blogspot |
UnibKita.com || Siapa bilang organisasi menghambat kita dalam
berprestasi di bidang akademik? banyak dikalangan mahasiswa berpendapat bahwa
dengan organisasi akan mengakibatkan berkurangnya prestasi dalam bidang
akademik, bahkan ada pula mahasiswa yang menjadikan suatu organisasi tertentu
dalam menurunnya tingkat prestasi akademik, dalam hal ini para mahasiswa perlu
mengetahui apa sih itu organisasi? Banyak dikalangan mahasiswa salah
mengartikan kata “ORGANISASI”.
anakkuliah.com |
Organisasi merupakan sebuah sistem kerja sama antara
dua orang atau lebih yang memiliki visi dan misi yang sama serta teroganisir. Sistem tersebut merupakan kesatuan organis yang menyeluruh dan saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya, serta bersifat dinamis. Tapi, sebagian
masyarakat menganggap bahwa pengertian tersebut tidak akan bisa membuat orang
dengan mudah memahami arti penting dari keterlibatan orang lain dalam sebuah
organisasi. Mereka masih menganggap bahwa orang yang berada dalam suatu
organisasi tidak akan bisa mengatur waktu antara berorganisasi dan belajar.
Misalnya antara kuliah dan kredit mata kuliah. Persepsi tersebut justru malah
membuat mindset masyarakat khususnya mahasiswa sendiri itu percaya. Pengaruh
tersebut selalu membayangi pikiran mahasiswa yang baru terjun ke dunia
organisasi. Padahal, apa yang ada di mindset mahasiswa itu sendiri malah akan
membuat hal tersebut menjadi nyata. Sehingga kita seharusnya mahasiswa tersebut
mengatur ulang mindset yang awalnya memisahkan antara berorganisasi dengan
kuliah dengan menyatukan kedua hal tersebut. Mengapa demikian, karena dengan
memisahkan mereka akan membuat kita mempunyai dua beban yang berat. Tapi, jika
kita menyatukan antara satu dengan yang lainnya maka beban yang ada pun akan
menjadi satu. Perjalanan antara organisasi dan kuliah pun harus berdampingan.
Bila diamati berdasarkan aktivitasnya, terdapat dua
tipe mahasiswa yaitu pertama tipe mahasiswa yang apatis terhadap kegiatan
organisasi kemahasiswaan dan kedua adalah tipe mahasiswa aktif di organisasi
kemahasiswaan (aktivis). Kedua tipe tersebut sangat jelas terlihat
perbedaannya.
Mahasiswa yang apatis itu hanya memikirkan dunia
perkuliahannya saja dan segala sesuatunya selalu diukur dengan pencapaian
kredit mata kuliah dan indeks prestasi yang tinggi serta berupaya menyelesaikan
kuliah dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Namun biasanya tipe mahasiswa
seperti ini, akan mengalami kelemahan dalam hal sosialisasi diri dengan
lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Dampak negatifnya bisa saja dirasakan
ketika telah memasuki ‘dunia kerja’. Tipe mahasiswa ini lebih pada sikap
pragmatis yang dimilikinya yaitu kuliah secepatnya, lulus jadi sarjana dan
‘siap kerja’. Sesederhana itukah kita?
Nyatanya dunia kerja tidak sekedar menuntut kualitas
kesarjanaan, tetapi juga menuntut kualitas sosialisasi. Apalagi dunia kerja
yang menuntut kerja sama dan interaksi yang lebih intensif, serta mengutamakan
kemampuan logika berbahasa. Sarjana yang hanya sekedar mengandalkan logika
dunia keilmuannya tentu akan tersisih.
Sedangkan tipe mahasiswa aktivis adalah mahasiswa
yang selain menekuni aktifitas perkuliahan tapi juga menyempatkan untuk
mengikuti organisasi kemahasiswaan. Keaktifan di organisasi ini biasanya
dilandasi oleh bakat, hobi, tuntutan jiwa organisasi dan kepemimpinan, tuntutan
sosial atau berupa pelarian dari aktivitas perkuliahan yang kadang dianggapnya
membosankan.
Konsekuensi logis dari sosok mahasiswa seperti ini
tentunya konsentrasi pemikiran dan waktu akan terbagi menjadi dua, satu sisi
pada perkuliahan dan sisi yang lain pada kegiatan organisasi. Kegiatan
perkuliahan juga terkadang malah terganggu oleh kegiatan organisasi atau bahkan
ada yang meninggalkannya karena terlalu asyik. Sehingga terkadang menjadi
alasan pembenar bahwa mahasiswa aktivis adalah mahasiswa abadi dan terancam DO.
Namun, bila dilihat dari kemampuan berorganisasi dan
kepemimpinan serta sosialisasi tentu akan sangat berbeda bila dibandingkan
dengan mahasiswa yang apatis. Pengalaman dalam mengungkapkan realita dan
bermain logika dalam berbahasa semakin mematangkan diri sebagai sosok
mahasiswa. Apalagi bila dikaitkan dengan fungsi lain dari kampus sebagai agen
perubahan (agent of change), maka peran para mahasiswa ini tak dapat dilihat
dengan sebelah mata. Mereka selalu menjadi motor penggerak dalam menyuarakan
aspirasi masyarakat dalam menyikapi tuntutan-tuntutan kritis masyarakat dan
permasalahan sosial, ekonomi dan politik lainnya.
Kecuali bagi mahasiswa yang membuat aktifitasnya di
organisasi kemahasiswaan hanya sebagai pelarian dari aktifitas perkualiahannya.
Kegiatan kuliah, penyelesaian tugas, praktikum, aktualisasi ide dan kajian
keilmuan, dan sebagainya malah terabaikan. Organisasi kemahasiswaan hanya
dijadikan tempat untuk menyenangkan diri. Sosok mahasiswa aktivis ini tentunya
bukan sosok mahasiswa yang diharapkan. Karena memang kewajiban utama seorang
mahasiswa adalah mengikuti perkuliahan dengan penuh tanggung jawab. Tidak
dibenarkan bila kegiatan organisasi yang kadang menyita waktu kuliah selalu
dijadikan alasan untuk tidak mengikuti kegiatan perkuliahan. Mahasiswa demikian
tidak mempunyai pegangan yang jelas sebagai seorang mahasiswa. Akibatnya bisa
ditebak, penyelesaian kredit mata kuliah menjadi terhambat. Dan bisa saja
julukan ‘mahasiswa abadi’ pun melekat kepadanya. Bahkan bisa mahasiswa terancam
DO.
Jadi mahasiswa harus mempunyai gambaran bagaimana harus bersikap dalam berorganisasi dan bersosialisi. Yang
terpenting di dalam kegiatan perkuliahan dan organisasi tersebut mahasiswa
harus mampu membagi waktu dan prioritas dari kegiatan-kegiatan yang akan
dijalaninya. Semua orang pasti menginginkan untuk menjadi sarjana plus yaitu
sarjana yang tidak hanya pintar dalam keilmuannya tapi juga mampu
bersosialisasi dan berorganisasi dengan baik dan bertanggung jawab dengan
lingkungannya serta peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat.
Oleh karena itu, kita harus memperbaiki pemahaman
bagaimana cara kita berorganisasi, dari berpikir bahwasanya organisasi
merupakan sebuah alasan ketika prestasi kita menurun di bidang akademik menjadi
pola pikir yang menjadikan sebuah organisasi menjadi sebuah prestasi yang dapat
di banggakan. Terbukti dengan prestasi senior-senior kita yang mengikuti
organisasi, hidup dalam perkuliahan jauh lebih baik dari pada yang tidak
mengikuti organisasi, mereka yang mengikuti organisasi cenderung lebih aktif
dan memiliki pemikiran yang jauh lebih baik daripada yang tidak berorganisasi
ketika mereka berada di dalam kelas, dan hal itu dapat menampik alasan para
mahasiswa yang terkena sanksi bahwa organisasilah yang membuat mereka tidak
lagi berprestasi. Mereka yang berkata demikian sebenarnya mereka tidaklah
menghayati arti dari organisasi, atau mereka dalam mengikuti organisasi hanya
main-main.
Apabila kita teliti lebih dalam bahwasannya mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi tersebut adalah seorang yang organisatoris, seperti contoh:
Dona Setiani, seorang yang tidak hanya aktif di dalam kelas tetapi juga aktif di luar kelas. Sehingga ia berhasil mendapatkan beasiswa djarum di tahun 2015.
Vike Darliyasi, ialah seorang mahasiswa berprestasi 1 Universitas Bengkulu. Dan terbukti bahwa ia tidak hanya aktif di dalam ataupun di luar kelas. Sehingga hal tersebut patut untuk kita contoh.
Alheru Akbar, ia adalah seorang mahasiswa berprestasi 1 Universitas Bengkulu tahun 2016. Ia juga sangat aktif di dalam organisasi, bahkan ia sempat menjabat sebagai wakil presiden BEM KBM UNIB periode 2016/2017, dan masih banyak lagi prestasi lain yang ia raih.
Adilla Ronisa Gadis asal Bengkulu Selatan ini terpilih mewakili Indonesia di debat
simulasi rapat skala internasional di Markas Besar Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB New York, Amerika Serikat. Dia terpilih bersama 19 mahasiswa
dan pelajar dari provinsi lainnya di Indonesia.
Sip Siansyah, ia adalah salah satu mahasiswa berprestasi dari FKIP UNIB. ia juga pernah student exchange ke luar negeri dan berkat kemampuannya dalam bersosialisasi kini ia mendapat amanah menjadi Gubernur BEM FKIP UNIB.
Kita sebagai mahasiswa hendaknya mulai membiasakan
diri dengan organisasi yang telah tersedia disekitar lingkungan kampus kita.
Mengapa dikatakan sukses dalam berorganisasi dan akademik akan menjamin
kesuksesan di massa yang akan datang? Padahal kan ketika kita menyatukan
keduanya sangatlah sulit bahkan tak jarang mahasiswa yang terbengkalai
kuliahnya karena ke-asyikan dalam berorganisasi, ini merupakan contoh mahasiswa
yang terlalu mengutamakan organisasi, padahal kita harus mengutamakan
kedua-duanya sama rata atau harus adil dalam menyikapi keduanya. Oleh karena
itu, dikatakan bahwa orang yang sukses atau berprestasi dalam bidang akademik
dan organisasi akan menjamin kesuksesan di massa yang akan datang, dikarenakan orang yang dapat menyatukan keduanya dengan baik orang itu dapat membagi waktu
dengan baik antara berorganisasi dan dengan belajar, sehingga ia akan sukses
dalam kehidupan massa yang akan datang.
Bahkan ada yang berkata bahwa ”Mahasiswa, akademik
dan organisasi, kalimat ini memang sudah sangat singkron dan sudah begitu
melekat untuk disandingkan menjadi elemen kata yang tidak bisa dipisahkan. Hal
ini dikarenakan semua aktivitas kampus yang ada saat ini pasti ada kaitannya
antara dunia akademik dan organisasi. Kampus merupakan kawah candradimuka bagi
para mahasiswa sebagai insan kampus yang masih idealis yang akan menentukan
kemajuan masa depan sebuah bangsa. Mahasiswa harus bisa memahami fungsi serta
perannya. Mahasiswa sebagai insan akademis harus bisa menunjukkan
keintelektualanya dibuktikan dengan prestasinya. Sedangkan mahasiswa sebagai
insan pencipta dan pengabdi bisa ditunjukan dengan salah satunya aktif di
organisasi. Karena dengan ikut organisasi jiwa – jiwa sosial, pengembangan soft
skill akan terbentuk.
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan diatas kita
harus dapat menjadi seorang mahasiswa yang mampu sukses atau berprestasi dalam
bidang akademik dan organisasi, karena banyak mahasiswa yang hanya berprestasi
dalam bidang akademik, banyak pula mahasiswa yang hanya berprestasi dalam bidang
organisasi saja, tapi tidak banyak mahasiswa yang berprestasi dalam kedua
bidang tersebut, karena ini sangat sulit sekali untuk dilaksanakan secara
bersamaan karena banyak sekali hal yang bakal di korbankan.
Apa saja sih yang menyebabkan kita sebagai mahasiswa
dapat berprestasi dalam bidang akademik dan organisasi? Pada intinya hanyalah
niat yang ikhlas dalam menunaikan kedua-duanya, mampu membagi waktu dengan
baik, kapan ia harus belajar dan kapan dia harus berorganisasi?, tak jarang
para aktivis memiliki sebuah jadwal kegiatannya dalam jangkau mingguan, bulanan
bahkan memiliki rancangan apa yang akan ia lakukan di 1 tahun, 5 tahun bahkan
10 tahun yang akan datang. Jadwal seperti ini sangatlah penting bagi seorang
mahasiswa karna ia dapat membagi dengan baik waktu yang ada, (kapan ia harus
belajar dan kapan ia harus berorganisasi?).
Seorang mahasiswa dapat dikatakan berprestasi dalam
bidang akademik apabila IPK yang ia miliki lebih besar dari 3,00, sedangkan
prestasi dalam organisasi tidak dapat diukur dalam angka-angka, tetapi dapat
dinilai dari perubahan yang baik pada diri mahasiswa menjadi lebih baik dan
dapat pula dilihat dari segi kesuksesan mereka dalam mengadakan suatu acara
atau agenda. Mengapa demikian?
Hal ini dikarenakan akademik lebih cenderung pada
penilaian-penilaian dari hasil ujian-ujian yang diadakan oleh pihak universitas
dan memiliki standar minimal, sedangkan prestasi akademik dinilai dari segi
kematangan seorang mahasiswa dalam berorganisasi dan tidak memiliki standar,
karena dalam sebuah organisasi terdiri dari banyak karakter yang berbeda-beda
dan memiliki kelebihan masing-masing (ada yang pandai dalam bernegosiasi dengan
birokrat, ada yang bisa memenejemen organisasi dengan baik, dan ada pula yang
memiliki keunggulan dalam bidang-bidang lainnya).
Jadikan suatu organisasi menjadi pendamping yang
baik bagi prestasi akademik kita dan jangan jadikan pendamping yang
menghancurkan prestasi akademik kita. Karena dengan menjadikan organisasi
pendamping yang baik bagi prestasi akademik kita, kita akan menjadi seorang
yang memiliki prestasi yang luar biasa karena kita dapat mengawinkan prestasi
akademik dan prestasi organisasi, meski sulit namun tidak sedikit dari
mahasiswa yang telah mampu mengawinkan kedua prestasi tersebut. Hasilnya mereka
kini sukses di dunia mereka masing-masing. Oleh karena itu kita harus bisa
melakukannya karena kita juga seorang mahasiswa yang ingin berprestasi di
kemudian hari yang akan datang (kalau bahasa gaulnya sih… kalau mereka bisa
kenapa kita ga bisa??)
Mengapa sukses dalam mendapatkan kedua prestasi
tersebut mampu menjamin massa depan kita? Dalam bidang akademik sudah dapat
kita ketahui bersama nilai akademik yang bagus akan mempengaruhi dimana kelak
kita akan ditempatkan ketika kita kerja, namun jangan lupakan manfaat
kesuksesan dalam berorganisasi, diantaranya kita dapat menjadi lebih percaya
diri, mampu menjadi seorang pembicara yang baik, mudah bersosialisasi dan
banyak menambah wawasan yang di dunia akademik kita tidak dapat mendapatkannya,
hal ini lah yang dibutuhkan dalam bekerja kelak, selain itu dikarenakan kita
sudah terbiasa dalam membagi waktu dengan baik kita dapat menerapkan kebiasaan
baik kita di dunia kerja kita, insaallah akan menjadikan kita seorang pekerja
yang baik dan akan mendapatkan posisi yang terbaik dari kesuksesan kita massa
lampau yakni mampu berprestasi dalam bidang organisasi dan akademik.
Mulai saat ini kita sebagai mahasiswa yang
menginginkan kesuksesan datang di kehidupan kita maka kita harus mengubah
paradigma di pikiran mahasiswa yang berpikiran kalau organisasi hanya bisa
merusak atau memberantakan semua prestasi yang akan di dapatkanya di bidang
akademik menjadi sebuah paradigma atau pemikiran tengtang organisasi bukanlah
perusak atau penghalang prestasi kita di bidang akademik bahkan dengan
organisasi kita sebagai mahasiswa dapat menjadi mahasiswa yang berprestasi
dalam bidang akademik dan bidang organisasi. Kenapa harus berorganisasi? Pada
dasarnya organisasi sama pentingnya dengan akademik, seorang mahasiswa belum
dikatakan mahasiswa jika ia belum pernah merasakan apa yang dinamakan
organisasi. Jika seorang mahasiswa kegiatannya hanya belajar, itu tidak beda
jauh dengan siswa hanya berganti kostum saja.