UnibKita.Com || Rabu, 26 April 2017
Universitas Bengkulu mengadakan wisuda periode 81 tepatnya di Gedung Serba
Guna. Acara tersebut diikuti oleh para mahasiswa yang telah berhasil mengikuti
ujian skripsi. Berbagai kontroversi pemaknaan mengenai momen wisuda ini telah
muncul baik dari segi positif maupun dari segi negatifnya.
Pada dasarnya setiap
mahasiswa pastilah berbahagia karena momen yang dinanti-nantikan telah tiba. Dengan
mengukir kebanggaan di mata keluarga masing-masing dan sebagai bukti pengabdian
serta bakti kepada kedua orang tua serta kepada almamater tempat ia menuntut
ilmu menjadikan wisuda sebagai momen berharga sepanjang hayat. Wisuda juga
merupakan suatu bentuk simbol perubahan nama, dari yang namanya tidak mempunyai
gelar, kini menjadi lebih berbobot dengan ada embel-embel tersebut.
Wisuda kali ini memang
memiliki nilai positif diantaranya selain sebagai momen keberhasilan para
mahasiswa karena telah menyelesaikan studi kuliahnya, akan tetapi bila kita lihat
secara menyeluruh bahwasannya nilai positif yang dapat kita ambil adalah dengan
adanya momen ini para pedagang jadi lebih bersemangat untuk berjualan dan
memiliki omset nilai tambah, karena yang hadir tidak hanya dari kalangan
mahasiswa saja, akan tetapi dari keluarga mahasiswa yang turut meramaikan momen
tersebut tergerak hati untuk membeli semua barang dagangan yang sudah
dipasarkan. Berdasarkan hasil pengamatan saya bahwa ada sejumlah pedagang yang
berjajar diwilayah itu diantaranya ada pedagang balon, sosis, rujak, pangsit,
baju, es krim, bakso, buah-buahan, sate padang, jam, dan berbagai macam
asesoris serta tak lupa muncul yang namanya studio photo dadakan yang digunakan
berpoto oleh para mahasiswa yang telah usai di wisuda.
Dan juga disitu tidak
hanya pedagang luar saja yang dapat berdagang, akan tetapi dari kalangan
mahasiswa yang berwirausaha juga dapat memasarkan produknya. Seperti contohnya
tim PKM-K Reptil yang telah memasarkan produknya, serta adapula mahasiswa yang
menjual es jeruk kalamansi, dan ada juga yang namanya tahu kriting. Itu semua
merupakan bentuk peluang berwirausaha bagi para mahasiswa untuk mengembangkan
potensinya, adapula dari pihak wahana surya yang mempromosikan programnya. Sehingga
semua itu merupakan ajang untuk menyulap kemalasan menjadi kerajinan dalam
berkarya untuk menghasilkan uang.
Selain daripada efek
positif dari momen wisuda, ada pun efek negatif yang ditimbulkan diantaranya:
momen ini menyebabkan kemacetan darurat sehingga mahasiswa yang berkuliah di GB
3 dan 4 harus memutar jalan untuk bisa sampai ditujuan sehingga hal tersebut
bisa dikatakan dapat menghambat jalannya kegiatan perkuliahan.
Dan karena adanya momen
wisuda ini lahan parker menjadi terbatas karena ada sebagian pedagang yang
memakai lahan parker untuk tempat berjualan. Sehingga mahasiswa jadi kesulitan
untuk mencari tempat parker.
Kemudian yang terakhir
dari efek negatif yang ditimbulkan ialah munculnya sampah dadakan di area GSG
akibat dari kurangnya kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal tersebut
tentunya tidak patut untuk dicontoh karena akan merugikan berbagai pihak
terutama petugas kebersihan menjadi kelelahan untuk membersihkan area yang
seluas itu, kemudian hal tersebut juga dapat mencemari lingkungan. Untuk itu
diharapkan kesadarannya untuk membuang sampah pada tempatnya.
Demikianlah sisi
positif ataupun negatif dari momen wisuda tersebut, pada dasarnya segala
sesuatu tidak ada yang sempurna. Kecuali hanya pemilik alam ini saja yang Maha
Sempurna. Untuk itu tetaplah semangat berkuliah dan menuntut ilmu serta menjadi
manusia yang bermanfaat baik bagi almamater, masyarakat, bangsa dan negara terutama
keluarga beserta agama. Dengan memulainya dari diri sendiri.[astri]