Unibkita.com||Lagi salah satu mahasiswa UNIB mengukir prestasi di kancah nasional, yaitu Firman Hidayat yang berhasil menjadi juara satu dalam Konferensi Mahasiswa Nasional Pendidikan Anti Korupsi (KOMNAS PAK) 2017 yang dilaksanakan oleh Indonesia Youth Against Corruption (IYAC) di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, tanggal 21-23 Juli 2017 lalu. Hal ini serasa special karena Firman Hidayat berhasil memenangkan ajang ini ditengah-tengah kisruh kasus korupsi yang menimpa provinsi Bengkulu. Kemenangan Firman seperti membangkitkan harapan bagi provinsi Bengkulu untuk bisa mengatasi masalah korupsi yang sedang merajalela.
Mahasiswa
Fakultas Hukum semester VII ini berhasil menjadi yang terbaik setelah
mengalahkan Rizky Diyu Purnama selaku juara 2 dari NTB, Milla Djuriati Panigoro
selaku juara 3 dari Gorontalo, serta Safira Yudya Dwitania dari Kalimantan Timur
yang di nobatkan sebagai juara favorit. Firman mengaku dengan ia mendapat juara
1 sama saja membuktikan bahwa ‘’sebanyak apapun buayo didalam lubuk, pasti ada
ikan yang bermanfaat didalamnya’’.
Firman mengangkat
tema “Menghidupkan Kembali Kearifan Lokal Masyarakat Kota Bengkulu’’ yang telah
redup dan sering disalah artikan, padahal kita tahu bahwa kearifan lokal
tersebut sangat mendidik dan anti korupsi. Pada saat menyampaikan social
project Firman berhasil memukau dewan juri walau di akui langsung oleh anak
bungsu dari 4 saudara ini dia banyak mendapat tekanan terkait kasus OTT Gubernur
Ridwan Mukti, namun dia bisa membuktikan dengan mendapat terbaik 1 untuk
kegiatan ini.
Konferensi
Mahasiswa Nasional Pendidikan Anti Korupsi (KOMNAS PAK) 2017 menghasilkan
kesepakatan untuk membentuk jaringan nasional antar duta untuk beraksi serta
berkolaborasi memberikan berbagai project sosial yang akan diterapkan di daerah
masing-masing untuk memberikan pendidikan anti korupsi kepada pelajar dan
mahasiswa, karena selama ini pemberantasan korupsi masih menitikberatkan pada
tindakan represif, dengan adanya kolaborasi antar duta dengan mengedepankan
tindakan preventif atau pencegahan. Diharapkan dapat mengurangi berbagai kasus
korupsi dan menimbulkan kesadaran setiap peserta didik.
Putra
kelahiran Manna,16 April 1996 ini juga berpesan agar pemerintah provinsi Bengkulu melalui
Dinas Pendidikan Nasional dapat mendukung penuh dan bekerjasama. Khususnya
Pemerintah Kota Bengkulu dalam hal ini sebagai locus project ini dapat
mendukung serta menjadi percontohan apabila Kabupaten lain ingin
mengimplementasikannya juga dan setiap sekolah bisa bekerjasama mewujudkan
program bengkel anti korupsi ini. [erik]