Wahai Generasi
Penerus Bangsa, Dengarlah Ibu Pertiwi Bercerita!
sumber: diaryhijaber.com
Seorang ibu tua renta melangkah tertatih-tatih
dengan bantuan sebuah tongkat. Tangan keriputnya membawa sebuah buku usang.
Matanya sendu namun berbinar terang. Seakan binar itu tak akan pernah padam.
Lengkungan manis terpampang di wajah keriputnya. Ia melangkah dengan pelan. Aku
tahu tujuannya adalah sebuah bangku yang ada di sebelahku. Akupun membantunya
melangkah. Ia menatapku dengan rasa penuh terima kasih.
Ia lalu meletakkan buku usang itu di pangkuannya.
Tangan keriputnya membelai buku itu. Matanya menatap buku itu seakan buku itu
menyimpan banyak cerita. Ia lalu menatapku. Dan berucap, “Anak muda, maukah
dirimu mendengar cerita dari nenek yang renta ini?
Aku terpaku. Rasa penasaran menyeruak dalam
diriku. Aku pun mengangguk. Ia tersenyum. Lalu membuka lembar pertama buku
usang itu.
“Ini adalah kisah awal penderitaan kita semua.
Dimana air mata menetes di mana-mana. Darah-darah tak berdosa berceceran di
tanah ini. Waktu itu negeri kita diliputi kesuraman. Aku tak dapat berbuat
apa-apa. Hanya menjadi saksi bisu atas peristiwa itu. Aku hanya dapat
menengadahkan tanganku berharap kesuraman itu berakhir berganti dengan cahaya
pengharapan.”
Ia lalu membuka lembaran selanjutnya. “Inilah
jawaban atas doaku. Tuhan mengirimkan patriot dengan jiwa nasionalisme yang
menggelora. Kita terbebas. Waktu itu, aku menangis bahagia. Semuanya bersuka
cita.”
Ia lalu membuka halaman terakhir buku itu. “Dan
inilah tugas kalian wahai anak muda. Kalian harus memperkuat pertalian agar
tercipta keluarga kokoh yang dapat menjaga negeri ini termasuk diriku. Jangan
biarkan negeri kita haus akan nasionalisme. Jadilah air untuk negeri ini wahai
anak muda agar kemerdekaan dan rasa nasionalisme negeri kita kokoh tak
tertandingi. Takkan goyah oleh apapun. Takkan lekang oleh waktu.”
Ibu itu lalu menatapku dengan penuh pengharapan.
Ia tersenyum lalu meninggalkanku dalam kesendirian. Aku merenung.
“Ya. Aku adalah harapan negeri ini. Aku lahir dari
bumi pertiwi ini. Sudah sepatutnya aku sebagai generasi penerus bangsa harus
menjaga negeri ini. Wahai generasi penerus bangsa, gelorakan semangat kalian
demi negeri tercinta ini!”