www.brightside.com |
UnibKita || Minggu, 18 Maret 2018. Kali ini penulis ada sebuah karya dari
seorang mahasiswa dari Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan tahun
2016, siapa lagi kalau bukan Wisnu Gusmawan, bisa dibilang beliau sangat
aktif dalam menulis, oleh karena itu ia memiliki inisiatif untuk
mengirimkan karyanya ke Unib Kita. Langsung saja inilah dia karyanya
yang sangat menawan CEKIDOT..
Kebenaran Yang Ambigu Atau kesalahan Yang Ambigu
Karya : Wisnu Gusmawan
Mempercayai akan sebuah hal memang hal yang mudah bagi kita, apalagi hal itu adalah suatu kebenaran. Pernah ku baca sebuah buku kebenaran itu tidak ada yang betul atau pun yang salah. Kebenaran dengan sudut pandang berbeda atau bermacam pola pikir juga,tapi kebenaran adalah kebenaran milik sang Maha Kuasa.Tentu saja kebenaran ini adalah kebenaran mutlak tanpa penyalahan, toh yang milik sang Kuasa ilmu yang dimiliki pun tak dapat dilewati mahluk-Nya.
Kata Salah. Lawan kata benar adalah Salah, dengan menerapkan teori kebenaran ternyata salah itu tidak ada yang salah, salah hanya hadir di saat kebenaran itu tidak dikatakan kebenaran. Kebenaran hanya ada pada sang Khalik, dapat dikatakan ke"salah"an-Nya (yang nama kesalahan) itu lah yang dinama kesalahan.
Lah yang jadi pertanyaan nih. Kebenaran dan kesalahan itu apa? Atau lebih tepatnya bagaimana itu disebut kebenaran dan kesalahan? mahluknya boleh memakai kata kebenaran dan salah atau enggak? apakah boleh menyuarakan kebenaran dan kesalahan?
Ternyata kebenaran hadir atas buah pemikiran seseorang secara subjektif memaknai suatu hal yang diterima oleh khalayak umum, Soren Abyee Kierkegaard berkata”Yang terpenting adalah mencari kebenaran menurut aku”. Perpindahan opini pribadi menjadi opini umum yang acuanya diterima oleh masyarakat, dapat dikatakan kebenaran. Kebenaran itu relatif terhadap pemikiran bersama tak absolut menyeluruh tapi opini berubah menjadi kebenaran umum.
Perlu diketahui ilmu pengetahuan dasar dari kebenaran dan mahluk. Manusia merupakan mahluk yang memiliki jiwa kebebasan. Mereka bebas beropini sesuka ria, contoh “Saya kemaren terbang dengan sayap’’dari kacamata orang lain hal ini hanya khayalan semata dan bisa dicap sebagai orang gila. Ruang penerimaan “Umum’’ tak membenarkan hal ini dan ilmu pengetahuan objektif berusaha membenarkan bahwasanya ‘’Terbang"tu bisa menggunakan pesawat, terjun payung, parasut, roket dan lain-lain.
Bagian kebenaran sang pencipta dan mahluk sangat lah berbeda. Pembatasannya hanya lah ruang penerimaan dan dimensi keilmuan yang dimiliki. Mahluk hanya berkutat dalam sebuah ruangan kecil mencari ujungnya terpentok dan selesai, sedangkan Sang Khalik Maha Benar, Maha luas tanpa Awal dan akhir
Bengkulu, Maret 2018
Itulah tadi puisi dari Wisnu Gusmawan, bener puitis banget kan?? nah bagi
teman-teman yang ingin belajar sama-sama membuat puisi dengan beliau bisa langsung
kontak di Facebook : Wisnu Gyusmawan.
Kemudian untuk teman-teman yang ingin karyanya di kenal oleh publik,
jangan lupa dan jangan pernah bosan untuk mengirimkan karyanya ke email unibkita@gmail.com atau bisa langsung kirim karyanya melalui email penulis di wijayantiastri38@gmail.com
Menulislah karena dengan menulis kita akan hidup. Sekian dan terimakasih.