Unibkita.com || Perempuan
itu masih duduk di taman sendiri dengan begitu tenangnya, setelah cukup lama
sejak Arya dan teman-temannya
tadi meninggalkan tempat itu. Entah
apa yang membuat Arya
berpikir untuk menemui
perempuan itu, sekedar
ingin bertanya kalau memang kaca mata itu mungkin miliknya. Ini tak seperti dia
yang biasanya dengan berbagai sifat buruknya sekarang ia malah ingin mengembalikan
barang orang. Dia
pun berjalan mendekatinya,
terfikir
oleh Arya semoga perempuan
itu tidak menganggapnya penjahat karena datang dari arah belakangnya dan langsung menimpuknya dengan respon refleks nya. Suasana taman itu masih
sama, damai
tenang dan sangat indah dengan daun-daun yang berguguran dari atasnya, Arya seperti sedang
melihat sebuah lukisan baru leonardo dengan monalisanya yang ternyata berhijab. Tiba Arya di dekat perempuan
itu. Arya kemudian mengucapkan
salam.
”Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
” ia lekas menjawab
”Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh
“
“Maaf menggangu, saya mau tanya apa mbak tau ini milik siapa? tadi saya dapati di
bangku itu.”
“Alhamdulillah, ini kaca mataku. Syukron sudah di
kembalikan”, ujarnya
sambil memakai kaca mata itu dan lekas pergi.
Arya
hanya sempat bilang “iya”
dan
pertemuan singkat itu bubar. Mungkin
itu bahasa daerahnya. seperti ucapan
terima kasihnya orang-orang sunda “haturnuhun” pikir Arya.
Satu
minggu berlalu sejak peristiwa itu,
Arya lebih suka menyebutnya begitu. Arya baru sadar
ternyata perempuan itu juga satu fakultas dengannya selama ini. Arya berpikir bahwa dia
terlalu sibuk dengan dunianya hingga lupa lingkungan di sekitarnya.
Malam itu Arya hendak melaksanakan
sholat Isya di Masjid dekat rumahnya
yang hanya beberapa meter saja karena adzan sudah berkumandang. Tibanya di masjid itu
dia melihat ada pemandangan yang tak
biasa dia lihat. Arya
melihat banyak jamaah dengan pakaiannya yang panjang-panjang. Saat sholat akan di
mulai Arya berada pada
shaff depan. Setelah sholat selesai
tak disangkanya jamaah begitu ramai di belakangnya. Arya berpikir, sulit untuknya keluar
dari masjid itu karena harus melangkahi mereka yang tua-tua dan terkesan tidak sopan nantinya, jadi Arya harus menunggu
beberapa menit agar mereka beranjak dari tempatnya seperti biasa saat sudah
sholat Jum’at pikirnya.
Menit-menit berlalu tak kunjung dilihatnya
ada jamaah yang beranjak seperti biasanya,
dia
pun heran tiba-tiba
salah seorang dari jamaah berdiri dan naik ke atas mimbar menyampaikan beberapa
kalimat hingga akhirnya Arya
tau ini tabligh akbar dan sudah di mulai,
maka Arya terjebak di
dalamnya.
Tema tabligh akbar kali ini
memang cukup menarik yaitu tentang “CINTA”.
Saat ustad itu menyampaikan khutbahnya,dia tampil
layaknya seorang pakar cinta. Sangat
luar biasa hingga mampu membuat Arya
membendung air mata begitu hebat dan Arya
harus berjuang menahannya agar tidak tumpah karena gengsinya,meski sebagian
jamaah banyak yang sudah yang menangis. Dalam hati Arya berkata, “sudah ku duga ini terjadi padaku harus bertahan pada situasi
ini”. Apa yang di sampaikan
beliau membuat Arya sangat kagum. Betapa tidak bisa dia pungkiri
bahwa selama ini yang dia tau tentang cinta itu adalah pacaran, dengan superego jiwa
anak muda yang barang kali terbakar dan dosa yang mungkin sudah menggunung. Betapa dia telah menodai
luasnya makna cinta. Cinta
dalam dakwah, cinta
kepada Allah SWT, cinta kepada Rasul, cinta kepada orang tua, cinta keluarga, teman, tetangga dan makhuk hidup lainnya. Terlebih lagi kisah
cinta nabi Yusuf
dan Zulaikha, Muhammad dan Fatimah serta
sahabat-sahabatnya meraih cinta yang di
ridhoi Allah SWT itu membuatnya iri.