Latest News
Thursday 23 November 2017

Ria Monika, Raih The Best Project Idea Melalui Arisan Jamban dalam Sriwijaya International Leaders Forum (SILF) 2017

UnibKita||  Universitas Bengkulu perlu berbangga lagi, Ria Monika mahasiswi semester lima Fakultas Hukum Universitas Bengkulu  berhasil membanggakan almamater dalam kegiatan Sriwijaya International Leaders Forum (SILF) 2017. Sriwijaya International Leaders Forum (SILF) 2017 merupakan forum yang berusaha menyatukan seluruh pemuda yang berasal dari penjuru nusantara dan memiliki perbedaan latar belakang untuk berdiskusi bersama dalam rangka berkontribusi memecahkan permasalahan yang ada.

Sriwijaya International Leaders Forum (SILF) 2017 merupakan sebuah platform Pelatihan Kepemimpinan dan Kepemudaan tingkat Internasional di bawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sriwijaya dengan mengusung tema “ Mengemudi ASEAN Bright Future Melalui Kepemimpinan dan Investasi Lingkungan ”, dengan harapan dapat terbentuk karakter dan jiwa kepemimpinan bagi para pemuda-pemudi terbaik di tanah air. Di dalam forum ini, selain mengajak mahasiswa berpikir kritis juga menempa mahasiswa menjadi genarasi yang tangguh dengan berbagai kegiatan kepemudaan.

Wanita yang sekarang menjabat sebagai Kepala Asisten Pengawasan Internal di Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Bengkulu Tahun 2017-2018 ini bersama Wahyu (INA), Marti Zahra (INA), Diyana Kirai (THAI), Takkawim (THAI), dan Walmuhammad Srisawad (THAI) berhasil mendapatkan penghargaan The Best Project Idea atas solusi yang dipaparkannya atas masalah yang diangkat dalam SILF 2017.

Dirty Water  bukan hanya permasalahan Indonesia ataupun ASEAN namun masalah dunia. Perilaku hidup tidak sehat adalah penyebab utama semakin merebaknya masalah air kotor mulai dari pengolahan air yang salah serta kurangnya pemahaman mengenai buruknya buang hajat di sembarang tempat. Sudah banyak forum diskusi yang mengangkat permasalah ini, salah satunya SILF 2017 yang dilaksanakan melalui Forum Dicussion yang dilaksanakan pada hari Jumat, 3 November 2017 tepatnya di Student Center Universitas Sriwijaya.

Setelah diskusi internal selama 12 menit, Ria sebagai Pembicara menyampaikan solusi atas permasalah Dirty Water dengan melakukan sosialiasi kepada masyarakat daerah Sumatra selatan terkhusus Desa Burai dan Sungai Musi. Selain itu, menurutnya perlu adanya solusi lain melalui pembangunan karena sosialisasi hanyalah solusi secara tertulis maka perlu solusi berupa action.
Ria dan Tim berpikir perlu adanya pembangunan kaskus di setiap rumah guna menghilangkan kebiasaan masyarakat untuk membuang hajat di sungai ataupun tanah. Aktivitas masyarakat Desa Burai ialah seperti mencari ikan atau berkebun sehingga pembangunan  kaskus umum yang bekerja sama dengan pihak pemerintah dan dinas kesehatan  atau instantsi lain yang siap berkontribusi untuk masyarakat guna menunjang kemajuan desa perlu dilakuakn. Dilihat dari aspek pariwisata, desa ini dapat dijadikan sebagai tempat wisata karena pemandangan desa yang masih asri. Guna realisasi untuk pembangunan kaskus disetiap rumah, menurut mereka ada cara yang paling efektif yaitu arisan jamban.


Arisan jamban, aturanya sama seperti arisan pada umumnya. Setiap KK mengikuti arisan jamban dengan menyetorkan uang dalam jumlah yang ditentukan setiap minggunya yang kemudian setelah beberapa hari maka dapat di-lotre, rumah KK siapa yang akan dibangun kaskus menggunakan uang arisan tersebut.
“ Jika iikuti oleh semua kepala keluarga, misalkan ada 30 KK yang ikut dengan iuran per minggu hanya lima ribu rupiah maka dalam seminggu masyarakat dapat membangun kaskus lengkap disalah satu rumah penduduk.” Jelas Ria saat diwawancarai tim UK. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah sosialisasi pentingnya membuang hajat di kaskus, karena hal ini selain sebagai bentuk tindakan hidup sehat namun juga dapat menjaga kualitas air di lingkungan sekitar yang mana secara tidak langsung dapat  berimbas untuk kesejahteraan masyarakat. Jika masyarakat sudah mengerti dan berniat hidup sehat maka solusi apapun yang akan dilakukan maka akan didukung sepenuhnya oleh masyarakat sekitar.

Jika sudah terjadi kontaminasi antara kotoran manusia dan air akibat kebiasaan buruk masyarakat, maka dapat melalui revisi pembangunan kaskus. Jika dana cukup, dapat dibangun saluran pembuangan untuk kotoran besar dan kecil yang selanjutnya kotoran besar akan diendapkan bersama tanah sedangkan untuk kotoran ringan diantaranya air bekas cucian atau air kencing akan digunakan untuk menyiram tanaman yang akan di-filter dengan sendirinya oleh tanaman, jika dilihat dari sisi lain maka air yang tergolong kotoran ringan ini dapat berguna sebagai pupuk alami untuk tanaman. Jika dana yang terkumpul masih sedikit, maka kita hanya perlu meletakkan tumbuhan enceng gondok di sungai sungai tempat masyarakat membuang kotoran baik berat atau ringan, yang mana Eceng Gondok dapat berguna sebagai penetralisir air sungai.

“Solusi ini kami dapatkan dari anggota delegasi Thailand, mereka bercerita jika disana solusi meletakkan Eceng Gondok di sungai tempat pembuangan telah dilakukan dan dampaknya baik untuk air sungai.” lanjut Ria sambil menunjukkan foto kegiatan saat bersosialiasi di Desa Burai, Organ Ilir SumSel. [Jussy]
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Ria Monika, Raih The Best Project Idea Melalui Arisan Jamban dalam Sriwijaya International Leaders Forum (SILF) 2017 Rating: 5 Reviewed By: Mar Wiyah