Unibkita.com || Dua puluh
lima peserta Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) Tim Universitas Bengkulu 2017
melakukan pengabdian di Pulau Enggano. Ekspedisi ini dilakukan pada 13-24
Oktober. Ini adalah program Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik
Indonesia yang bertujuan untuk mengenali pulau-pulau pilihan yang masuk dalam
3T yakni terluar, terdepan dan terpencil.
Selama 12 hari, 25
orang peserta ENJ menjejakkan kaki di Pulau Enggano. Rentan usia peserta mulai
19-23 tahun yang merupakan mahasiswa Universitas Bengkulu. Sebelumnya mereka
harus melewati pemilihan berkas dan tahap seleksi sebelum mengikuti ENJ.
Dalam kegiatannya
peserta ENJ memberikan sosialisasi yang terkait dengan Pendidikan, Lingkungan, Kesehatan dan Sosial Ekonomi Pariwisata (SosEkPar). Di bidang Pendidikan,
peserta ENJ mempunyai tiga program yaitu ENJ Mengajar, ENJ Mengaji dan
Mahakarya Seni Enggano.
Program ENJ Mengajar
dilakukan dengan memberikan wawasan kemaritiman, kelas inspiratif dan sharing. Program ini dilakukan di enam
desa yakni Desa Kahyapuh, Ka’ana, Malakoni, Apoho, Meok dan Banjar. Program ini dilakukan
terhadap siswa SD, SMP dan SMA sedangkan ENJ Mengaji dilakukan setiap sore di
Masjid Desa Malakoni. Kemudian Mahakarya Seni Enggano dilaksanakan pada tanggal
22 Oktober. Mahakarya ini menjadi wadah untuk siswa di Pulau Enggano berkreasi
dengan penampilan seni tari, paduan suara dan sebagainya.
Di bidang Lingkungan,
peserta ENJ melakukan penanaman pohon cemara, ketapang dan mangrove di pesisir
pantai. Peserta ENJ juga melakukan sosialisasi cinta lingkungan terhadap siswa
SD untuk menanamkan cinta lingkungan sejak usia dini dengan menggunakan media
poster.
Di bidang Kesehatan,
peserta ENJ melakukan sosialisasi HIV/AIDS terhadap siswa SMA serta sosialisasi
cara hidup sehat terhadap siswa SD. Peserta ENJ juga melakukan penanaman
tanaman cabe di Balai Desa Malakoni.
Di bidang SosEkPar,
peserta ENJ melakukan bazar pakaian layak pakai hasil donasi terhadap
masyarakat yang layak menerimanya di daerah transmigrasi Desa Malakoni. ENJ
juga melakukan wawancara dengan masyarakat Transmigran Desa Malakoni yang
memiliki usaha kreatif yaitu memproduksi pisang yang diolah menjadi astor,
dodol dan pisang salai serta kue kering lainnya.
Sebanyak tujuh orang
peserta ENJ juga melakukan Ekspedisi di Goa Jangkar yang terletak di hulu Sungai Dusun Jangkar, Desa Malakoni. Panjang Goa Jangkar masih belum diketahui
dan memerlukan waktu sekitar 4 jam untuk keluar dari goa ini. Goa Jangkar
merupakan surga bawah tanahnya Enggano karena dihiasi banyak stalaktit dan
stalakmit di dalam goa. Selain itu posisi goa yang dialiri air juga menambah
keindahan goa. Tetapi jalan menuju goa sedikit terjal sehingga hanya dapat
dilalui dengan sepeda motor dan jalan kaki. Hal lain yang mempengaruhi juga
adalah cuaca jika cuaca tidak mendukung seperti hujan makan tidak dapat
memasuki goa karena air akan memenuhi goa dan dapat terseret arus air. Disarankan
juga untuk tidak menelusuri goa ini sendirian karena banyak cabang di goa ini
yang buntu sehingga akan memakan waktu yang lama untuk keluar.
ENJ tak hanya
memberikan sumbangsih berupa pengabdian tetapi ENJ juga bertujuan untuk
memperkenalkan potensi yang dimiliki Pulau terluar Indonesia agar diketahui
oleh orang banyak. Pulau Enggano salah satunya dengan destinasi wisata yang
indah serta potensi laut yang besar dan keramahan penduduknya yang terbuka
menerima keberadaan orang asing. Perjalanan ke Pulau Enggano takkan terlupakan
sekalipun telah berlalu. (Se)