Latest News
Tuesday 5 January 2016

Ini dia 6 Hal yang Diderita Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris

Unib Kita - Jadi mahasiswa sastra memang susah-susah gampang. Bagi yang belum tahu, ada beberapa kesusahan yang mengganjal hati. Namun ada juga saat-saat yang menyenangkan sehingga hal yang susah jadi terasa gampang. Memang tidak mudah menjelaskannya, mungkin mirip seperti permen nano-nano. Rasanya campur aduk antara pahit, asem, kecut, dan manis. Komplit!

Menjadi mahasiswa sastra Inggris harus siap menghadapi beberapa penderitaan. Karena ada beberapa ekspektasi yang bertubrukan dengan realita jurusan di kampus. Apa sajakah itu?

1. Kuliah sastra Inggris belum tentu jago Bahasa Inggris
Satu tahun kuliah, hitungannya masih adaptasi. Dua tahun mulai serius mendalami. Tiga tahun harusnya dianggap jago. Tapi kok waktu mau presentasi proposal skripsi ke dosen, banyak yang masih bingung mau ngomong apa. Mulai dari bingung grammar sampai maksud suatu frase dalam bahasa internasional.

2. Meskipun tiap hari baca literatur Bahasa Inggris, yang nyantol kebanyakan pisuhan
Yakin kamu sudah bisa mendeskripsikan suatu objek dengan Bahasa Inggris yang fasih? Pasti seringkali gelagapan dengan kata-kata yang mau diungkapkan, tertumpuk antri di lidah. Kalau sudah begitu, biasanya refleks yang keluar adalah kata pisuhan. Semisal F*ck, Asu, ngehek dan sejenisnyaa.

3. Paham bedanya antara orang yang paham Bahasa Inggris dan sok keminggris
Biar kelihatan keren, golongan kekinian biasanya menuliskan status dengan menggunakan bahasa Inggris di media sosialnya. Sayangnya, ada yang memang mudeng struktur tata bahasa, dan ada yang asal terjemahin dari Bahasa Indonesia. Nah, teman-teman dari sastra Inggris akan mudah mengklasifikasi orang berdasarkan dua tipe tersebut. Sekilas baca, langsung paham, mana yang benar-benar mengerti konsteks Bahasa Inggris dan mana yang ngasal sok keminggris.

4. Baca koran semacam Jakarta Post tetap butuh bantuan si kamus Oxford
Pemahaman kita terhadap suatu bahasa tergantung dari berapa banyak istilah yang kita baca dan serap. Maka tak heran jika ada seorang mahasiswa sastra Inggris yang ndak paham istilah dalam bahasa asing. Tentu saja alasannya adalah kurang familiarnya istilah tersebut. Contohnya istilah-istilah yang digunakan dalam suatu kajian ilmu tertentu. Nah, biasanya istilah-istilah itu biasa ditemui di surat kabar semacam Jakarta Post. Walhasil kamus Oxford mesti jadi sohib wajib.

5. Kuping jadi gatal kalau ada orang ngomong pronounciation-nya tidak tepat
Karena belajar bahasa Inggris adalah makanan sehari-hari, mereka jadi merasa punya hak untuk mengkoreksi orang lain. Semisal waktu pelafalannya tidak tepat sesuai dengan lidah bule. Kuping jadi gatal, dan mulut menyeletuk mendadak memberikan contoh pengucapan yang seharusnya. Namun kita juga harus memaklumi, kalau bahasa Inggris adalah bahasa sekunder. Bahasa induk ya tetap bahasa Indonesia!

6. Sering dikira setelah lulus pekerjaannya hanya di bidang translator
Translator atau penerjemah bukanlah satu-satunya pekerjaan yang ditawarkan dari jurusan ini. Sayangnya banyak orang yang berpandangan demikian. Lantas, apa bedanya sarjana sastra Inggris dengan Google Translate? Padahal profesi seperti sastrawan, jurnalis, staff kedaulatan, editor, bahkan seorang pramugari sangat membutuhkan lulusan sastra Inggris.

Apa lagi yang bikin kamu jengkel kuliah di sastra Inggris? Cerita donk di kolom komentar!
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Ini dia 6 Hal yang Diderita Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Rating: 5 Reviewed By: Unibkita