UnibKita.com II Hari ini, 25 Februari 2018, Intellectual Moslem Community
FISIP Universitas Bengkulu berhasil melaksanakan salah satu program kerja yang sudah
di rancang dalam awal kepengurusan IMC FISIP UNIB 2017-2018 yaitu GEMA IMC 2018
yang berjalan lancar hingga selesai.
GEMA IMC 2018 menghadirkan 2 pemateri yang sangat terkenal di kalangan anak
muda. Yakni seorang Penggiat DakwahPedia yang saat ini memiliki sekitar 466K
pengikut dengan 861 kiriman di official
account instagram dengan nama akun @Fuadbakh, serta Ustadz muda yang dikenal dengan panggilan Ustadz Abu Takeru. Fuad Bakhtiar mendarat di
Bengkulu pada tanggal 24 Februari 2018 bersama istri tercinta yang selalu setia mendampingi beliau. Ketika ditemui oleh tim Unib Kita
terlihat sang istri yang turut diperkenalkan oleh Ustadz Fuad saat mengisi talkshow GEMA IMC 2018 dengan menggunakan gamis biru yang
selalu tersenyum dan menerima permintaan para pemudi Bengkulu untuk mengajaknya
Selfie atau pun Grofi bersama teman-teman. Tak jauh dengan Ustadz Fuad Bakhtiar yang sangat ramah dalam menjawab diskusi
singkat serta sangat terbuka
untuk berbagi pengalaman dengan para peserta GEMA IMC 2018 mengenai
perkembangan pemuda saat ini.
Selain
menjadi dakwah pedia, beliau juga aktif sebagai editor di salah satu Stasiun TV
Swasta. Menurut Ustadz Fuad, pemuda zaman sekarang sedang berada di perkembangan
teknologi yang sangat pesat. Seperti halnya mata pisau, satu sisi teknologi
akan mempermudah para pemuda dalam segala hal tetapi di lain sisi dengan
kemudahan itu membuat para pemuda kehilangan identitas mereka, terutama bagi
mereka yang beragam Islam. Dalam Q.S AL-Baqarah ayat 217 dijelaskan, “…Mereka
tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad dari agamamu, jika mereka
sanggup”. Perkembangan
zaman membuat musuh islam pun juga semakin memiliki strategi yang pintar dalam
memerangi umat islam. Salah satunya melalui ghazwul
fikr, yaitu serangan langsung ke arah pemikiran tanpa disadari dan
berdampak menjadi rusaknya aqidah seorang muslim.
Dengan mengangkat
tema “ Krisisnya identitas pemuda muslim zaman
Now” dalam GEMA IMC
2018
berhasil di kupas habis oleh beliau bersama Ustadz Abu Takeru. Jika kita lihat
dari profil Ustadz Abu Takeru, ia
merupakan Ustadz
muda asal Bandung kelahiran 1992 yang mana saat ini menjadi Penasihat sekaligus
Founder Komunitas Paradise Striver. Ustadz dengan nama asli Rizal Fatni Nurhani
ini merupakan alumnus dari East Islamic Collage Melbourne Victoria
Australia. Dengan Ustadz Hasbilllah sebagai moderator menjadikan talkshow GEMA
IMC sangat hidup, yang ditandai dengan ikut berpartisipasinya peserta dengan
bertanya kepada Ustadz Fuad atau Ustadz Abu Takeru.
Sebelum masuk ke acara inti, IMC memberikan
aspirasi yang luar biasa kepada para kader dakwah melalui IMC Award. IMC Award
2018 berguna sebagai penghargaan sekaligus pemacu semangat para generasi emas
untuk selalu istiqomah dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Ada 4 nominasi
yang diangkat oleh IMC, diantaranya nominasi Bidang Terbaik,, Program Kerja Terbaik, Kader Terbaik dan juga Kisah Paling Inspiratif. Bidang terbaik akhirnya
yang diberikan kepada Bidang Dana dan Usaha dan Program Kerja terbaik yaitu
FISIP Mengaji. Untuk kader terbaik jatuh kepada Hanif Fatin Sidiq (Ikhwan) dan
Wahyu Wulandari (Akhwat). Serta Dewi Susilawati berhasil meraih predikat
sebagai kisah Kepenulisan Paling Inspiratif.
Selain talkshow, GEMA IMC 2018 juga menggalang dana untuk Suku Asmat melalui PKPU yang diakhir acara dilakukan penyerahan secara simbolis dari Ketua Umum IMC, Martyas Saputa kepada pihak PKPU. Sedikit kutipan yang sangat diingat dari Tim PKPU saat menayangkan sebuah video tentang Suku Asmat, yakni “jika bicara masalah suku asmat, bukan ras ataupun warna kulit bahkan asal daerah yang perlu dipertanyakan. Tetapi tanyakanlah pada diri anda, sudah seberapa besar kontribusi anda terhadap masalah kemanusiaan yang sudah jelas ter-explore di sekitar kita?.” .
Harapannya,
dengan telah di laksanakannya GEMA IMC 2018 dengan tema “Pemuda Jaman Now
Krisis Identitas?” ini agar nantinya pemuda lebih bijak lagi dalam menggunakan
teknologi, karena tidak selamanya sesuatu itu segalanya baik dan segalanya
buruk. Masa remaja adalah masa puncak dan masa produktivitas seseorang. Untuk
itulah, para pemuda agar lebih menggunakan masa ini dengan sebaik mungkin dan
agar selalu mendapat lindungan dari Sang Pencipta. Bekerjalah, karena itu
ibadah, belajarlah karena itu pun ibadah serta beribadahlah karena Allah. (Jussy)