Unibkita.com
– Selamat Datang Bulan Ramadhan 1437 H, Semoga di Bulan yang penuh keberkahan
ini kita dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan pahala dan pengampunan dari
Allah Subhanahu Wata’ala. Aamiin
Sejenak marilah kita
simak dan renungi dua hadits berikut ini :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ
عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ
رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ
أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ (رواه
الترمذي)
“
Dari Abi Hurairah ra.berkata, Rasulullah SAW bersabda; “celaka
seseorang pada saat namaku di sebut di sisinya, namun dia tidak bershalawat
kepadaku. Dan celakalah seseorang yang telah memasuki bulan ramadhan serta
bulan itu pun pergi meninggalkannya. Akan tetapi dia belum juga mendapatkan
ampunan. Dan celaka seseorang yang semasa hidupnya sempat mendapati kedua orang
tuanya. Namun begitu, keduanya tidak mampu memasukkannya kedalam Syurga.(
tidak berbakti kepada kedua orang tuanya yang akan menyebabkannya masuk Syurga.
Pen.) (HR. at-Turmudzi)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمْ مِنْ صَائِمٍ
لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَكَمْ مِنْ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ
قِيَامِهِ إِلَّا
السَّهَرُ (رواه أحمد)
.
“ Dari Abi
Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda; “berapa banyak orang yang
berpuasa, mereka tidak mendapatkan sesuatu apapun dari puasanya, melainkan
hanya lapar semata. Dan berapa banyak orang yang beribadah di malam hari,
mereka tidak mendapatakan apapun dari ibadah yang di lakukannya melankan hanya
sekedar terjaga malam” (HR. Imam Ahmad)
Salah
satu point penting dari kedua hadits ini adalah penegasan Rasulullah SAW
tentang adanya ‘kegagalan’ dan kerugian besar yang dialami seseorang di dalam
menjalani bulan suci ramadhan. Bulan penuh berkah, maghfirah dan ampunan.
Bulan yang seharusnya di gunakan sebaik-baikya oleh setiap insan yang mengaku
beriman.
Lalu
mengapa dia gagal dan merugi? Ada banyak kemungkinan jawaban. Bisa
karena kurang persiapan, bekal pengetahuan agama yang minim terutama yang
berkaitan dengan masalah puasa. Atau bahkan memang karena tidak ada greget
di hatinya untuk bertaqarrub kepada Allah di bulan ramadhan ini.
Bagi
kita, sebagai al-faqir, hamba yang senantiasa mengharapkan kucuran
rahmat dan keberkahan bulan ramadhan, kiranya perlu menyiapkan strategi
dan kiat-kiat khusus untuk menyambut kedatangannya. Ini penting agar kita
kelak termasuk orang-orang yang sukses menggunakan kesempatan berharga di
bulan suci ramadhan ini dengan sebaik-baiknya.
Adapun di antara kiat-kiat tersebut
adalah sebagai berikut;
Pertama, sambutlah
kedatangan bulan ramadhan ini dengan penuh suka cita,bergembira dan bersyukur.
Jangan sekali-kali kita sambut ramadhan dengan kesedihan, kelesuan
apalagi merasa terbebani, Karena apapun perasaanhati dan kondisi pikiran
seseorang akan sangat mempengaruhi tindakan dan prilaku selanjutnya
Kedua, kenali dan kuasai dengan baik ajaran
Islam tentang puasa serta amal ibadah lain di bulan ramadhan. Adapun diantara
yang mesti kita pahami adalah tentang syarat dan rukun puasa,
pembatal-pembatal puasa, kesunahan dan kemakruhannya, factor-faktor yang
meringankan seseorang tidak berpuasa serta konsekwensinya, tuntunan salat
tarawih, tata cara tadarrus, zakat fitrah dan lain sebagainya.
Saat
ini, mempelajari materi-materi semacam ini, hemat penulis tidaklah terlalu
sulit, bahkan boleh di bilang sangat mudah . Kita tidak harus masuk pondok
pesantren dan menjadi santri atau harus duduk kepenatan berjam-jam di
majlis pengajian. Hanya duduk duduk manis di depan kumputer untuk meng-akses
materi-materi tersebut melalui jaringan internet, maka semua akan menjadi
jelas. Karena disana “ Syekh Google” sudah siap melayani
segala macam informasi yang kita butuhkan. Ini serius lho, bukankah
media dan sumber belajar itu sangat banyak dan beragam. Toh kalau
hasilnya masih meragukan, tanya sama pak ustadz atau Kiai.
Dengan
demikian, bergantung kemauan dan ketulusan hati kita. Bersedia ngga’ diri
kita untuk belajar dan berusaha mencapai kesempurnaan ramadhan. Minimal ada
perubahan kearah yang lebih baik, lebih bermutu di banding tahun sebelumnya.
Ketiga, lakukan planning atau
perencaan yang tepat, efesien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan ibadah
yang akan kita laksanakan selama ramadhan. Buatlah jadwal dan aturlah
sedemikian rupa kegiatan rutin kita. Misalnya jam berapa saya harus mengaji dan
tadarrus al-Qur’an, jam sekian baca buku agama, kumpul dan buka bersama
keluarga, tarawih di mesjid atau mushalla ini, salat berjamah dll. Semua
menu kegiatan harus terjadwal dngan rapi dan hendaknya secara istiqamah di jaga
dan laksanakan.
Keempat, kurangi aktifitas –aktifitas yang masih memungkinkan untuk
di kurangi bahkan kalau perlu di istirahatkan untuk sementara ramadhan. Hindari
sebisa mungkin pekerjaan berat yang banyak menguras tenaga terutama di siang
hari. Pekerjaan tersebut jelas akan berpengaruh pada kondisi fisik saat
beribadah Tarawih dan lainnya. Orang tua dulu sering mengajarkan petuah pada
anaknya saat ramadhan tiba.
“
Nak, Ramadhan itu bulan ibadah, bulan taqarrub kepada Allah. Nikmati
hasil usahamu selama 11 bulan kemaren sebagai bekal ibadah dibulan suci ini.
Jangan sampai setahun penuh, usiamu dihabiskan untuk urusan duniamu,
minimal satu bulan ini kamu fokuskan untuk beramal”
Kelima, Jaga kondisi tubuh selama berpuasa dengan cara
mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi dan bervitamin yang di butuhkan
tubuh agar tubuh senantiasa fit dan stabil. Khususnya, di saat-saat
berbuka dan sahur.
Keenam, buatlah jangkar pertahanan puasa dengan menjaga
lingkungan pergaulan, khususnya yang dapat merusak nilai pahala ibadah puasa
kita. hindari senang bergerombol atau duduk-duduk di pinggir jalan atau
ngerumpi yang tak jelas. Diriwayatkan oleh Anas ra, Rasulullah SAW
bersabda :
“Ada
lima perkara yang dapat merusak (pahala) puasa, yaitu: berdusta,menggunjing
keburukan orang ,mengadu domda, sumpah palsu dan memandang dengan di sertai
syahwat”
Sumber : Hairuddin Habziz. 2013. http://cyberdakwah.com/2013/07/6-kiat-meraih-sukses-ibadah-puasa/.