UnibKita.com II Pengenalan
kehidupan kampus baru saja usai, penulis merasa seperti kembali di 3 tahun lalu,
saat status masih “Mahasiswa Baru”. Terlalu banyak hal telah dilalui, dari banyaknya maba yang mengikuti kegiatan tersebut, penulis menemukan sosok mahasiswa baru yang memiliki kisah penuh inspiratif.
Hal ini diawali dengan pertemuan tim Unibkita dengan sosok Jerry
Alfarix Sruwally, ia berasal dari Manokwari, Papua dan tembus Beasiswa
Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK) dan akhirnya kuliah dengan jurusan Kedokteran
di Universitas Bengkulu. Saat ditemui di FKIK UNIB, nampak Jerry masih sibuk
dengan berkas berwarna coklat mudanya yang berisi dokumen-dokumen penting
kelengkapan kuliah. Penulis lalu melihat jam, ternyata tepat pukul 10.00 WIB.
Dalam hati berkata, “Hufft untung enggak telat”. Memang sebelumnya, tim
unibkita telah membuat janji dengan Jerry untuk bertukar cerita, dan dia
mengiyakan. Sejak pagi Jerry telah berada di kampus untuk mengikuti kegiatan
rutin FKIK, yaitu melakukan senam di hari Jumat.
“Hai
Jery, saya Wiyah dari Unibkita yang sebelumnya janjian sama kamu”, sapa
Penulis. Jerry diam beberapa detik dan berkata ”Oh, iya ya”. Penulis merasakan
suasana canggung. Lalu untuk memecah suasana canggung ini, penulis segera
mengajak Jerry untuk mencari tempat yang enak untuk ngobrol dan pilihan jatuh
pada pelataran FKIK UNIB. Cerita seru pun dimulai.
Diawal Jerry bercerita apa yang menjadi motif terbesarnya untuk kuliah dengan jurusan
Kedokteran. Dia menjelaskan sangat rinci tentunya dengan aksen bahasa papua
kental. “Rumah sakit di Papua banyak, tapi sangat disayangkan sangat kekurangan
tenaga medis. Tentu ini tidak seimbang, hal ini yang akhirnya membuat saya
menjatuhkan pilihan untuk mengikuti program beasiswa ADIK dengan mengambil
pilihan Kedokteran” tegas Jerry. Dari sumber yang telah penulis dapatkan memang
Pemerintah Pusat Pemprof Papua telah mengembangkan Program 1000 Doktor yang
dikelola BPSDM (Badan Pengelola Sumber Daya Manusia) Provinsi Papua. Program
yang dimulai tahun 2009 di masa kepemimpinan Gubernur Barnabas Suebu ini telah
berhasil mengirimkan lebih dari 200 orang Papua untuk mengecap pendidikan di beberapa
universitas ternama di luar negeri. Targetnya, hingga tahun 2025 sudah ada 1000
putra-putri Papua bergelar Ph.D yang dihasilkan melalui program ini
(Kompasiana).
Persiapan
untuk mengikuti tes beasiswa ini tidaklah mudah, hal ini disampaikan oleh
Jerry. Ada banyak anak-anak Papua mulai dari pendatang maupun suku asli yang
juga ingin mengikuti program beasiswa ini. “22 Mei 2018 saya mengikti tes, dan
saya masih ingat sekali pada tanggal 6 Juli nama saya tertera di pengumuman dan
lolos di Kedokteran UNIB. Ini tidak terlepas dari support yang diberikan kedua orang tua saya dan orang tua wali yang
tinggal di Manokwari” Pungkas Jerry.
Diawal
pengenalan kehidupan kampus, Jerry mengaku kesulitan untuk memahami bahasa
Bengkulu yang mayoritas berakhiran huruf “o” namun ia cepat beradaptasi dengan
bantuan teman-teman yang juga berasal dari Papua yang lebih dulu kuliah di
Bengkulu. Bersama teman-temannya momen
pertama datang ke Bengkulu, mereka pun memutuskan untuk jalan-jalan. “Kami
akhirnya memesan Grab untuk jalan-jalan, kami pergi ke Mega Mall, BIM, terus
Pantai panjang” ujar Jeryy nampak antusias bercerita.
Mendengan
cerita perjalanan Jerry, penulis merasakan betul bagaimana semangat membara
yang ada, bahkan ketika ditanya rencana setelah lulus wisuda ia bermaksud akan
melanjutkan studi S2 di Luar Negeri lalu kemudian mengabdikan diri di Papua,
kota kelahirannya. Ia pun menambahkan pesan teruntuk orang-orang Papua agar
selalu berusaha karena ketika ada sebuah impian dan
harapan harus dibarengi dengan semangat dan usaha maka akhirnya yang
diharapkan akan menjadi sebuah keberhasilan. Diakhir percakapan, penulis
tiba-tiba iseng menanyakan cita-cita kedua Jerry lalu ia berkata ”Saya ingin jadi Bupati Papua”
sambil tersenyum.
Mahasiswa Baru asal Papua disambut oleh para Kating |